JalanKitaBersama

"Katakanlah(Muhammad), 'Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik'"
(Yusuf:108)




Kontroversi Menkes

Monday, October 26, 2009
Publik masih menganggap bahwa kontroversi soal penunjukkan SBY kepada Endang Rahayu Sedyaningsih sebagai menteri kesehatan masih belum selesai. Pasalnya, Endang ditengarai mempunyai agenda untuk menghidupkan kembali proyek Naval Medical Research Unit 2 (Namru 2) yang merugikan Indonesia.

Padahal proyek ini sudah ditutup setelah ada kesepakatan antara pemerintah yang diwakili menkes sebelumnya, Siti Fadilah Supari dengan komisi IX DPR. Mantan Menkes, Siti Fadilah Supari menghendaki kerja sama tersebut dihentikan karena tidak mendatangkan manfaat dan tidak memberikan keadilan dan kesetaraan. DPR menyetujui sikap itu, bahkan mencurigai Namru-2 melakukan aktvitas intelijen.

Siti Fadilah pun sudah mengirim surat penghentian kerja sama pada 16 Oktober dengan No 919/Menkes/X/ 2009. Surat dikirim kepada Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Cameron Hume. Kerja sama dengan Namru-2 telah berlangsung sejak 16 Januari 1970.
Bahkan, kepada wartawan usai acara serah terima kemarin, Siti Fadilah membenarkan bahwa Endang Rahayu yang juga lulusan Harvard University ini termasuk orang yang dicap bermasalah karena membawa specimen virus flu burung ke luar negeri. Dan ini merupakan pelanggaran.

Kini publik dikejutkan dengan ucapan Endang Rahayu sebelum dilantik menjadi menteri, bahwa ia akan memperbaharui kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan Namru 2.
Ketua Presidium Mer-C, Dr. Yose Rizal Jurnalis menyatakan keberatannya. “Sekarang ini sudah banyak penyakit tidak jelas di Indonesia dan kita mencurigai penyebaran itu direkayasa,” ucap Jose saat jumpa pers di kantor pusat Mer-C Jalan Kramat Lontar Jakarta Pusat, siang tadi.
Menurut Jose, Namru-2 yang dianggap sudah membantu Indonesia meneliti penyakit bahaya malah membawa masalah baru. Meskipun ada sedikit keuntungan dari peneliti Indonesia karena sudah dilibatkan, tapi persoalannya pelibatan terhadap tim peneliti itu hanya sebatas pencari sampel dan pengambil sampel saja. Tidak ada kedudukan yang strategis atau akses bagi peneliti Indonesia untuk masuk lebih dalam. (mnh dari berbagai sumber)

sumber: www.eramuslim. com

0 comments: